Berikut artikel tajwid ringkas dan praktis untuk Surat An-Nas ayat 1 sampai 6. Disusun dengan penjelasan hukum tajwid dalam format tabel agar lebih mudah
Hukum Tajwid Surat An-Nas (ayat 1–6)

| Ayat | Bacaan / Fragmen | Hukum Tajwid | Keterangan |
|---|---|---|---|
| 1 | اَعُوْ (a’û) | Mad Thabi‘i | Huruf alif setelah huruf yang berharakat bertemu alif — mad asli (mad thabi‘i). |
| 1–6 | النَّاسِۙ (an-nās) | Idgham syamsiyah | ال bertemu dengan huruf ن (nun tasydid menjadi idgham — pengassimilasian ke huruf syamsiyah). |
| 1–6 (waqaf) | نَّا … سِۙ | Mad ‘Aridh li-sukūn | Contoh: ketika berhenti pada akhir bacaan (waqaf), nun yang awalnya berharakat bertemu waqaf sehingga terjadi mad karena sukun ketika waqaf. |
| 3 | اِلٰهِ (ilāhi) | Mad Thabi‘i | Huruf lam berharakat fathah bertemu alif — mad thabi‘i (mad asli). |
| 4 (awal) | مِنْ شَرِّ (min sharri) | Ikhfā’ haqīqi | Nun sukun bertemu huruf syin — bacaan nun di-samar-kan (ikhfā’) dengan dengung samar. |
| 4 | الْوَسْوَاسِ (al-waswās) | Izhar qamariyah | Artikel ال bertemu huruf wāw (huruf qamar) — dibaca jelas (izhar), tidak idgham. |
| 4 | وَ … ا (wa bertemu alif) | Mad Thabi‘i | Perjumpaan waw berharakat dengan alif menghasilkan mad thabi‘i pada tempatnya. |
| 5 (awal) | الَّذِيْ (alladziy) | Idgham syamsiyah | ال bertemu huruf lam yang disyaddad — terjadi idgham/kesatuan bunyi sesuai aturan syamsiyah. |
| 5 (selanjutnya) | ذِ … يْ (dhī bertemu ya’ sukun) | Mad Thabi‘i | Perpanjangan mad ketika huruf berharakat bertemu alif/ya’/waw atau hamzah sesuai contoh bacaan. |
| 5 (kata) | فِيْ (fī) | Mad Thabi‘i | Fa berharakat fathah bertemu ya’ maddiyah — perpanjangan mad asli. |
| 5 (kata) | صُدُوْرِ (sudūr) | Mad Thabi‘i | Dal berharakat dhummat bertemu waw maddiyah — mad thabi‘i pada pertemuan tersebut. |
| 6 | مِنَ الْجِنَّةِ (mina al-jinnati) | Izhar qamariyah & Ghunnah | ال bertemu jim — izhar (dibaca jelas). Pada kata جِنَّةِ terdapat tasydid pada nun → ghunnah (dengung). |
Catatan praktis untuk pembaca
- Perhatikan posisi waqf (berhenti). Beberapa mad berubah menjadi mad ‘aridh ketika berhenti — contohnya pada pengulangan atau akhir bacaan.
- Idgham syamsiyah terjadi pada semua perjumpaan ال dengan huruf syamsiyah; bunyi ل tidak terdengar saat idgham.
- Ikhfā’ pada min sharri menghasilkan dengung samar, jangan ditutup (izhar) dan jangan juga dijadikan idgham penuh.
- Latihlah panjang-pendek mad dengan mengukur hitungan (2 harakat untuk mad thabi‘i, kecuali jika tanda panjang lain ditunjukkan).
Demikian penyajian tajwid singkat untuk Surat An-Nas ayat 1–6. Semoga membantu memperjelas titik-titik hukum bacaan yang sering muncul saat membaca surat ini.
Untuk kelanjutan, mari kita lanjutkan tajwid Surat Al-Falaq (QS. Al-Falaq) — satu surat yang sering dipasangkan dengan An-Nas dalam kajian perlindungan (mu’awwidhat).