Bagaimana jika semua yang kita kenal, matahari, bintang, bahkan gunung yang kokoh, tiba-tiba musnah? Surah At-Takwir membawa kita ke dalam suasana dramatis hari kiamat, mengingatkan manusia akan ketidakberdayaan mereka tanpa perlindungan Allah.
Inilah surah ke-81 dalam Al-Qur’an yang menyuguhkan pesan penuh peringatan tentang akhir zaman, bukti kebenaran Al-Qur’an, dan bantahan terhadap tuduhan kaum kafir kepada Nabi Muhammad SAW.
Fakta Singkat Surah At-Takwir
| Nomor Surah | Nama Surah | Tulisan Arab | Arti Nama | Jumlah Ayat | Tempat Turun | Urutan Wahyu |
|---|---|---|---|---|---|---|
| 81 | At-Takwir | التكوير | Penggulungan | 29 | Mekkah | 7 |
Bacaan Surah At-Takwir Ayat 1-29

Iza asy-syamsu kuwwirat
Apabila matahari digulung (padam cahayanya),
Wa iza an-nujuumu inkadarat
Dan apabila bintang-bintang berjatuhan,
Wa iza al-jibālu suyyirat
Dan apabila gunung-gunung dihancurkan,
Wa iza al-‘isyāru ‘utthilat
Dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diurus),
Wa iza al-wuhūsu ḥusyirat
Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan,
Wa iza al-biḥāru sujjirat
Dan apabila lautan meluap (mendidih),
Wa iza an-nufūsu zuwwijat
Dan apabila roh-roh dipertemukan (dengan tubuhnya),
Wa iza al-maw’ūdatu su’ilat
Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,
Bi ayyi dzanbin qutilat
Karena dosa apa mereka dibunuh,
Wa iza aṣ-ṣuḥufu nusyirat
Dan apabila lembaran-lembaran catatan (amal) dibuka lebar-lebar,
Wa iza as-samā’u kusyiṭat
Dan apabila langit dilenyapkan,
Wa iza al-jahīmu su‘irat
Dan apabila neraka Jahim dinyalakan,
Wa iza al-jannatu uzlifat
Dan apabila surga didekatkan,
‘Alimat nafsun mā aḥḍarat
Maka setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya.
Ayat 15–27: Keagungan Al-Qur’an
Falā uqsimu bil-khunnas
Maka Aku bersumpah demi bintang-bintang yang beredar dan terbenam,
Al-jawāri al-kunnas
Yang beredar dan bersembunyi,
Wa al-laili idzā ‘as‘asa
Dan demi malam apabila telah larut,
Wa aṣ-ṣubḥi idzā tanaffas
Dan demi subuh apabila fajar mulai menyingsing,
Innahū laqawlu rasūlin karīm
Sesungguhnya (Al-Qur’an) itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril),
Dzi quwwatin ‘inda dzi al-‘arsyi makīn
Yang memiliki kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy,
Muṭā‘in ṡamma amīn
Yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.
Wa mā ṣāḥibukum bimajnūn
Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah orang gila.
Walaqad raāhu bil-ufuqil mubīn
Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (Jibril) di ufuk yang terang.
Wa mā huwa ‘alal-ghaibi biḍanīn
Dan dia (Muhammad) tidaklah kikir untuk menerangkan yang gaib.
Wa mā huwa biqawli syaithānin rajīm
Dan (Al-Qur’an) itu bukanlah perkataan setan yang terkutuk.
Fa ayna tadhhabūn
Maka ke manakah kamu akan pergi?
In huwa illā żikrun lil-‘ālamīn
Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh alam.
Ayat 28–29: Kebebasan Pilihan dan Kehendak Allah
Liman syā’a minkum an yastaqīm
Yaitu bagi siapa di antara kamu yang menghendaki untuk menempuh jalan yang lurus.
Wa mā tasya’ūna illā an yasyā’a Allāhu rabbul-‘ālamīn
Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan seluruh alam.
Hubungan Letak dengan Surah Lainnya
Surah At-Takwir berada dalam Juz 30, dekat dengan surah-surah pendek lainnya seperti Abasa (80) dan Al-Infithar (82), yang sama-sama menyoroti peristiwa kiamat. Letaknya ini menguatkan kesan bahwa bagian akhir Al-Qur’an menitikberatkan pada peringatan akhirat dan kebesaran Allah.
Isi Surah At-Takwir (Kelompok Ayat)
1. Tanda-Tanda Hari Kiamat (Ayat 1-13)
Ayat-ayat pembuka Surah At-Takwir melukiskan kejadian-kejadian besar yang akan mengiringi datangnya hari kiamat. Beberapa tanda tersebut meliputi:
- Matahari digulung: Matahari yang selama ini menjadi sumber kehidupan akan kehilangan cahayanya dan digulung seperti kain.
- Bintang-bintang jatuh: Bintang-bintang yang biasa kita lihat berkilauan di langit malam akan berjatuhan, menandakan kehancuran sistem tata surya.
- Gunung-gunung dihancurkan: Gunung-gunung yang kokoh akan hancur menjadi debu, melambangkan hilangnya stabilitas bumi.
- Lautan meluap: Air laut akan mendidih dan meluap akibat kobaran api besar dari bawahnya, menciptakan kekacauan di seluruh permukaan bumi.
- Makhluk hidup terkumpul: Binatang liar akan dikumpulkan, melambangkan bahwa semua ciptaan Allah akan berada di bawah kuasa-Nya pada hari kiamat.
Gambaran ini menunjukkan betapa besar kehancuran yang akan terjadi, mengingatkan manusia bahwa dunia fana ini tidak akan bertahan selamanya.
2. Pertanggungjawaban Manusia (Ayat 14)
Pada hari kiamat, setiap manusia akan dihadapkan pada hasil dari apa yang telah mereka lakukan di dunia. Tidak ada satu pun amal yang tersembunyi, sekecil apa pun kebaikan atau keburukan akan ditampilkan dengan sangat jelas.
Ayat ini mengingatkan bahwa segala perbuatan kita akan memiliki konsekuensi, baik itu berupa pahala bagi kebaikan maupun hukuman bagi keburukan. Tidak ada ruang untuk bersembunyi atau menyangkal.
3. Keagungan Al-Qur’an (Ayat 15-27)
Setelah menggambarkan peristiwa kiamat, Surah At-Takwir beralih menjelaskan tentang keagungan Al-Qur’an.
- Al-Qur’an sebagai wahyu ilahi: Al-Qur’an adalah firman Allah yang mulia, tidak seperti perkataan manusia atau setan.
- Disampaikan oleh Jibril: Wahyu ini dibawa oleh malaikat Jibril yang memiliki kekuatan luar biasa dan kedudukan tinggi di sisi Allah.
- Ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW: Nabi Muhammad adalah utusan yang dipercaya untuk menyampaikan pesan ini kepada umat manusia, membantah tuduhan kaum kafir yang menganggapnya orang gila.
Al-Qur’an disebut sebagai petunjuk bagi manusia, yang mengajarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Ayat ini menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah mukjizat yang menunjukkan keesaan Allah dan kebenaran ajaran Islam.
4. Pilihan Manusia dan Ketergantungan kepada Allah (Ayat 28-29)
Pada akhirnya, manusia diberikan kebebasan untuk memilih jalan hidupnya. Apakah mereka ingin mengikuti jalan kebenaran yang diajarkan oleh Al-Qur’an, ataukah mereka lebih memilih untuk mengabaikannya?
Namun, ayat ini juga mengingatkan bahwa kehendak manusia tidak akan terlaksana tanpa izin Allah. Artinya, segala sesuatu bergantung pada kehendak Allah yang Maha Kuasa, termasuk kemampuan manusia untuk beriman dan menjalankan kebaikan.
Pesan Utama dan Pelajaran dari Surah At-Takwir
- Kiamat Itu Pasti Terjadi
Ayat-ayat awal menegaskan bahwa kehancuran alam semesta bukanlah mitos, melainkan kenyataan yang akan dihadapi setiap manusia. - Kebenaran Al-Qur’an Tidak Tergoyahkan
Dalam surah ini, Al-Qur’an disebut sebagai firman Allah yang mulia, jauh dari tuduhan kaum kafir. - Pertanggungjawaban Amal
Tidak ada tempat bagi manusia untuk bersembunyi dari catatan amal mereka. Setiap kebaikan atau keburukan akan diungkap dengan jelas.
Mengapa Surah At-Takwir Penting Dipahami?
- Sebagai Pengingat Kiamat:
Bersama Surah Al-Infithar dan Al-Insyiqaq , Surah At-Takwir menggambarkan kiamat secara mendetail, mengajak manusia untuk mempersiapkan diri dengan amal baik. - Motivasi untuk Mendalami Al-Qur’an:
Penegasan bahwa Al-Qur’an adalah wahyu ilahi menginspirasi umat Islam untuk terus mempelajari dan mengamalkan isinya. - Menguatkan Keimanan kepada Hari Akhir:
Surah ini mengingatkan bahwa dunia adalah sementara, dan kehidupan akhirat adalah tujuan akhir manusia.
Merenungi Surah At-Takwir, kita diingatkan betapa kecilnya manusia di hadapan kuasa Allah. Surah ini menantang kita untuk bertanya: sudahkah kita mempersiapkan diri menghadapi hari di mana tidak ada lagi tempat untuk bersembunyi? Mari kita jadikan Surah At-Takwir sebagai inspirasi untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah dan sesama manusia.