Surah Al-Humazah Full Arab, Latin, Arti & Tafsir

Manusia yang menghabiskan hidupnya hanya untuk mengumpulkan harta dan mencela orang lain, yakin bahwa kekayaannya akan menjadi tameng dari segala musibah. Namun, apa yang terjadi jika ternyata harta tersebut justru membawa mereka ke neraka yang apinya membakar hingga ke hati?

Itulah pesan utama dari Surah Al-Humazah, sebuah peringatan tentang bahaya lisan yang tak terjaga dan keserakahan yang membutakan hati.

Surah Al-Humazah, surah ke-104 dalam Al-Qur’an, adalah salah satu surah pendek yang penuh dengan peringatan tegas. Dengan sembilan ayat yang singkat, Allah mengingatkan manusia akan kehancuran yang disebabkan oleh perilaku tercela seperti mencela, memfitnah, dan keserakahan terhadap harta. Surah ini termasuk dalam golongan Makkiyah, diturunkan saat umat Islam di Makkah menghadapi tekanan sosial dan moral dari masyarakat sekitar.

Data Ringkas Surah Al-Humazah

Nomor Surah Nama Surah Tulisan Arab Arti Nama Jumlah Ayat Tempat Turun Urutan Wahyu
104 Al-Humazah الهمزة Pengumpat 9 Mekkah 32

Bacaan Surah Al-Humazah

Surah Al-Humazah, bagian dari Juz ‘Amma yang  memberikan peringatan tegas tentang bahaya perilaku tercela seperti mencela, memfitnah, dan keserakahan terhadap harta. Surah ini menegaskan bahwa perilaku semacam itu tidak hanya merusak hubungan antar manusia, tetapi juga membawa azab yang berat di akhirat.

Di akhir ayat, Allah menggambarkan neraka Hutamah dengan detail yang menggetarkan: api yang membakar hingga ke hati, menutup rapat para pendosa di dalamnya, dan mengikat mereka pada tiang-tiang panjang tanpa peluang untuk meloloskan diri. Pesan ini menjadi peringatan agar manusia menjaga lisan, hati, dan perbuatannya dari hal-hal yang dimurkai Allah.

Mari kita baca Surat Al Humazah ini, baik dengan tulisan Arab, Latin dan artinya lengkap ayat 1-9 berikut:

وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ
Waylun likulli humazatin lumazah
Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela.


ٱلَّذِى جَمَعَ مَالًۭا وَعَدَّدَهُۥ
Alladhī jama‘a mālan wa ‘addadah
Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya.


يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُۥٓ أَخْلَدَهُۥ
Yaḥsabu anna mālahu akhladah
Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.


كَلَّا ۖ لَيُنبَذَنَّ فِى ٱلْحُطَمَةِ
Kallā layunbadhanna fī al-ḥuṭamah
Sekali-kali tidak! Dia pasti akan dilemparkan ke dalam Hutamah.


وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلْحُطَمَةُ
Wa mā adrāka mā al-ḥuṭamah
Dan tahukah kamu apakah Hutamah itu?


نَارُ ٱللَّهِ ٱلْمُوقَدَةُ
Nāru-llāhil-mūqadah
(Itulah) api (azab) Allah yang dinyalakan.


ٱلَّتِى تَطَّلِعُ عَلَى ٱلْأَفْـِٔدَةِ
Allatī taṭṭali‘u ‘alal-af’idah
Yang (panasnya) sampai ke hati.


إِنَّهَا عَلَيْهِم مُّؤْصَدَةٌ
Innahā ‘alaihim mu’ṣadah
Sungguh, api itu ditutup rapat atas mereka.


فِى عَمَدٍۢ مُّمَدَّدَةٍۢ
Fī ‘amadin mumaddadah
(Mereka diikat) pada tiang-tiang yang panjang.


Hubungan Surah Al-Humazah dengan Surah Sebelumnya

Surah ini memiliki kesinambungan makna dengan surah sebelumnya, yaitu Surah Al-Asr.

  • Surah Al-Asr menyoroti pentingnya memanfaatkan waktu untuk amal saleh dan saling menasihati dalam kebenaran.
  • Sebaliknya, Surah Al-Humazah menunjukkan gambaran sebaliknya: mereka yang menyia-nyiakan hidup dengan mencela, memfitnah, dan berorientasi pada harta semata.

Surah ini menjadi pengingat bahwa kegagalan dalam memanfaatkan waktu dengan baik tidak hanya mendatangkan kerugian duniawi, tetapi juga azab akhirat yang mengerikan.

Tafsir Ringkas Surah Al-Humazah

  1. Ayat 1: Peringatan untuk Para Pengumpat dan Pencela

    “Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela.”

    • Allah membuka surah ini dengan peringatan keras (kecaman “wayl”) kepada mereka yang gemar mencela, baik secara terang-terangan maupun dengan sindiran.
    • Pencela dalam konteks ini mencakup ucapan, sikap, hingga perbuatan yang merendahkan orang lain.
  2. Ayat 2-3: Keserakahan terhadap Harta

    “Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dia mengira bahwa hartanya dapat mengekalkannya.”

    • Allah menggambarkan tipikal manusia yang terobsesi dengan harta hingga melupakan hak orang lain, termasuk zakat dan sedekah.
    • Keserakahan ini berasal dari ilusi bahwa kekayaan dapat memberikan perlindungan dari segala musibah, padahal kematian tetap tak terelakkan.
  3. Ayat 4-6: Gambaran Azab di Neraka Hutamah

    “Sekali-kali tidak! Dia pasti akan dilemparkan ke dalam Hutamah. Tahukah kamu apa itu Hutamah? Itu adalah api Allah yang dinyalakan.”

    • Hutamah adalah nama salah satu neraka, di mana api yang membakar tidak hanya tubuh tetapi juga menembus hati.
    • Hati disebut secara khusus karena ia adalah pusat keimanan dan kepekaan, yang menjadi target utama dari azab ini.
  4. Ayat 7-9: Hukuman di Akhirat

    “Api itu ditutup rapat di atas mereka, (mereka diikat) pada tiang-tiang yang panjang.”

    • Gambaran penutup ini menunjukkan keputusasaan penghuni neraka. Mereka diikat dalam posisi yang tak bisa bergerak, terperangkap tanpa jalan keluar.

Pesan Moral dari Surah Al-Humazah

  1. Jagalah Lisan
    Lisan adalah salah satu anugerah terbesar, tetapi juga ujian yang berat. Mencela, memfitnah, atau menyakiti hati orang lain dengan ucapan adalah dosa besar yang dapat mengundang kemurkaan Allah.
  2. Harta Bukan Segalanya
    Harta yang dikumpulkan tanpa keberkahan dan tidak digunakan untuk kebaikan hanya akan menjadi beban di akhirat. Jangan sampai kekayaan dunia menutup mata hati terhadap hak-hak Allah dan sesama manusia.
  3. Ingatlah Akhirat
    Kehidupan dunia hanyalah sementara. Apa yang kita lakukan selama hidup—baik atau buruk—akan menentukan nasib kita di akhirat.

Surah Al-Humazah mengajarkan pentingnya menjaga lisan dan hati dari perilaku tercela. Ia juga mengingatkan bahwa keserakahan terhadap harta tidak akan membawa kebahagiaan abadi, melainkan azab yang pedih jika disalahgunakan. Dengan memahami pesan-pesan dalam surah ini, kita diharapkan dapat menjalani kehidupan dengan lebih bijak, menjaga hubungan baik dengan sesama, dan selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.

Jangan lupa, jadikan lisan sebagai alat untuk kebaikan, dan gunakan harta untuk mendekatkan diri kepada Allah. Apa yang kita tanam hari ini, akan kita tuai di masa depan.