Surat Al-A’la adalah surah ke-87 dalam Al-Qur’an, adalah salah satu surah pendek yang menyimpan hikmah besar. Nama Al-A’la diambil dari ayat pertama, yang menyebut “Rabbikal A’la,” artinya Tuhan Yang Maha Tinggi.
Surah ini termasuk bagian dari Juz Amma dan masuk dalam kelompok surah Makkiyah dan terdiri dari 19 ayat yang menjelaskan kebesaran Allah, tanda-tanda kekuasaan-Nya, serta mengingatkan tentang kehidupan akhirat.
Mengapa Surah Al-A’la Begitu Istimewa?
Pernahkah Anda merenungkan bagaimana sebuah tumbuhan kecil bisa tumbuh sempurna dari tanah yang gelap? Atau bagaimana kita begitu sering lupa, tetapi Allah menjaga setiap detail hidup kita?
Surat Al-A’la tidak hanya menyentuh keajaiban alam ini, tetapi juga memberi panduan hidup untuk mengingat kebesaran Allah.
Data Ringkas Surat Al-A’la
Nomor Surah | Nama Surah | Tulisan Arab | Arti Nama | Jumlah Ayat | Tempat Turun | Urutan Wahyu |
---|---|---|---|---|---|---|
87 | Al-A’la | الأعلى | Yang Maha Tinggi | 19 | Mekkah | 8 |
Bacaan Surah Al-A’la 1-19
Berikut adalah bacaan Surat Al-A’la dalam teks Arab, transliterasi Latin, dan terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia:
Teks Arab
- سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى
- الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّى
- وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَى
- وَالَّذِي أَخْرَجَ الْمَرْعَى
- فَجَعَلَهُ غُثَاءً أَحْوَى
- سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسَى
- إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَى
- وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَى
- فَذَكِّرْ إِن نَّفَعَتِ الذِّكْرَى
- سَيَذَّكَّرُ مَن يَخْشَى
- وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى
- الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى
- ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَى
- قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّى
- وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى
- بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
- وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
- إِنَّ هَٰذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَى
- صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى
Teks Latin
- Sabbihisma rabbikal-a‘lā
- Allażī khalaqa fa sawwā
- Wallażī qaddara fa hadā
- Wallażī akhrajal-mar‘ā
- Faja‘alahu guṡā`an aḥwā
- Sanuqri`uka fa lā tansā
- Illā mā syā`allāh, innahụ ya’lamul-jahra wa mā yakhfā
- Wa nuyassiruka lil-yusrā
- Fa żakkir in nafa‘atiż-żikrā
- Sayażżakkaru mań yakhsyā
- Wa yatajannabuhal-asyqā
- Allażī yaṣlan-nāral-kubrā
- Ṣumma lā yamụtu fīhā wa lā yaḥyā
- Qad aflaḥa man tazakkā
- Wa żakara isma rabbihī fa ṣallā
- Bal tu`ṡirụnal-ḥayātad-dun-yā
- Wal-ākhiratu khairuw wa abqā
- Inna hāżā lafis-ṣuḥufil-ụlā
- Ṣuḥufi ibrāhīma wa mụsā
Terjemahan Bahasa Indonesia
- Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi,
- yang menciptakan (segala sesuatu) lalu menyempurnakannya,
- dan yang menentukan kadar (masing-masing) serta memberi petunjuk,
- dan yang menumbuhkan rerumputan,
- lalu dijadikannya kering dan hitam.
- Kami akan membacakan (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) sehingga engkau tidak akan lupa,
- kecuali jika Allah menghendaki. Sungguh, Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.
- Dan Kami akan memudahkan bagimu ke jalan kemudahan.
- Maka berilah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat,
- orang yang takut (kepada Allah) akan menerima peringatan,
- tetapi orang yang celaka akan menjauhinya,
- (yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka),
- kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.
- Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman),
- dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat.
- Tetapi kamu (orang-orang kafir) lebih memilih kehidupan dunia,
- padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.
- Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,
- (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.
Semoga bacaan ini menguatkan iman kita untuk senantiasa menyucikan Allah SWT dan memprioritaskan kehidupan akhirat dibandingkan kesenangan dunia yang sementara.
Makna dan Hubungannya dengan Surah Lain
Keindahan Penutup Surat Al-A’la
Surat ini sering dikaitkan dengan Surat Al-Ghashiyah (surah ke-88) yang juga terdapat di Juz 30. Dalam banyak salat Jumat, Rasulullah SAW sering membaca kedua surah ini secara berurutan. Jika Surat Al-A’la menekankan keagungan Allah dan proses penciptaan, maka Surat Al-Ghashiyah berbicara tentang balasan bagi orang-orang yang beriman dan yang kafir.
Letak Surat dalam Al-Qur’an
Surat Al-A’la berada di Juz 30, bagian terakhir Al-Qur’an yang sering kali berisi surah-surah pendek dengan tema besar seperti tauhid, hari kebangkitan, dan peringatan kepada manusia. Letaknya mendahului surat Al-Ghashiyah, dan berdekatan dengan Surat Al-Fajr yang juga mengingatkan tentang akhirat.
Pesan Utama Surat Al-A’la
Surat Al-A’la menyampaikan beberapa pesan inti yang relevan bagi kehidupan sehari-hari dan berfungsi sebagai pengingat mendalam tentang hubungan manusia dengan Allah SWT, ciptaan-Nya, dan tujuan akhir dari hidup. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai pesan utama dalam surat ini:
1. Keagungan Allah dalam Penciptaan
“Sabbihisma Rabbikal A’la” (Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi).
Ayat pembuka ini mengajarkan kita untuk senantiasa memuliakan Allah SWT dan menyadari keagungan-Nya yang tiada banding.
- Proses penciptaan yang sempurna:
Dalam ayat-ayat berikutnya, Allah menjelaskan bagaimana Dia menciptakan segala sesuatu dengan ukuran yang tepat, dari awal hingga akhir. Misalnya, tumbuh-tumbuhan yang menjadi sumber makanan manusia dan hewan adalah salah satu tanda kebesaran-Nya. Hal ini menggambarkan perhatian Allah terhadap keseimbangan alam semesta. - Pelajaran bagi manusia:
Allah menciptakan segala sesuatu dengan tujuan dan desain yang sempurna. Hal ini menjadi pengingat agar manusia menyadari kebesaran Allah dalam setiap aspek kehidupan, termasuk hal-hal kecil seperti siklus pertumbuhan tumbuhan yang sering dianggap sepele.
2. Kehidupan Dunia yang Sementara dan Akhirat yang Kekal
Ayat 16-17 menegaskan bahwa meskipun manusia sering terjebak pada gemerlap dunia, kehidupan akhirat jauh lebih baik dan kekal.
- Kesalahan umum manusia:
Banyak manusia lebih memprioritaskan kehidupan dunia daripada mempersiapkan kehidupan akhirat. Padahal, kehidupan dunia bersifat fana, sementara kehidupan akhirat adalah tempat kebahagiaan sejati. - Motivasi untuk memilih jalan yang benar:
Dengan mengingat bahwa akhirat adalah tujuan utama, Surat Al-A’la memotivasi manusia untuk menggunakan waktu di dunia ini untuk beribadah, beramal saleh, dan mengingat Allah.
3. Kemudahan dalam Agama Islam
“Kami akan membacakan (Al-Qur’an) kepadamu sehingga kamu tidak akan lupa, kecuali jika Allah menghendaki” (Ayat 6-7).
- Kemudahan bagi Nabi Muhammad SAW:
Allah menegaskan bahwa Al-Qur’an bukanlah beban, melainkan petunjuk yang dirancang agar mudah dipahami dan diingat. Nabi Muhammad SAW diberikan kemampuan luar biasa untuk menghafal dan menyampaikan Al-Qur’an tanpa kesulitan. - Kemudahan bagi umat Islam:
Prinsip kemudahan dalam agama Islam juga berlaku bagi umatnya. Islam adalah agama yang sederhana dan tidak memberatkan, seperti terlihat dalam tata cara ibadah yang bisa disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu.
4. Peringatan yang Bermanfaat Bagi yang Beriman
Surat ini menegaskan bahwa tugas Nabi adalah memberi peringatan, bukan memaksa seseorang untuk beriman. Orang yang takut kepada Allah akan mengambil manfaat dari peringatan ini, sementara yang celaka akan menolaknya.
- Respons terhadap peringatan:
Bagi mereka yang memiliki ketakwaan, mendengarkan dan mengamalkan peringatan dari Al-Qur’an akan membawa kebahagiaan dan keberuntungan. - Hukuman bagi yang menolak:
Orang yang menolak kebenaran, seperti yang disebut dalam ayat 11-12, akan menghadapi konsekuensi berupa siksa di neraka yang tak pernah berakhir.
5. Kesamaan Ajaran dengan Kitab-Kitab Sebelumnya
“Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, yaitu kitab-kitab Ibrahim dan Musa” (Ayat 18-19).
-
- Hubungan dengan kitab sebelumnya:
Allah mengingatkan bahwa inti ajaran Al-Qur’an sebenarnya sudah terkandung dalam kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya. Hal ini menunjukkan kesinambungan risalah Allah dari masa ke masa. - Pentingnya kesadaran umat manusia:
Dengan mengetahui bahwa pesan ini bukanlah hal baru, tetapi merupakan bagian dari wahyu yang konsisten, manusia diingatkan untuk mengambil pelajaran dari sejarah umat terdahulu dan tidak mengulangi kesalahan mereka.
- Hubungan dengan kitab sebelumnya:
Surat Al-A’la dalam Keseharian
- Sering Dibaca dalam Salat
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya membaca Surat Al-A’la dalam salat, terutama pada salat Jumat dan salat Id. - Refleksi Kehidupan
Surat ini mengajarkan manusia untuk tidak terbuai dengan dunia dan terus mengingat Allah sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan sejati.
Surat Al-A’la adalah surah penuh pelajaran yang mengajarkan kita untuk merenungi kebesaran Allah, memahami tujuan hidup, dan mempersiapkan diri untuk akhirat. Sebagai manusia, tugas kita adalah menyucikan Allah, mengikuti petunjuk-Nya, dan memilih jalan yang benar.
Jadikan Surat Al-A’la sebagai pengingat harian untuk tetap rendah hati, bersyukur, dan fokus pada tujuan hidup sejati: meraih ridha Allah SWT.