Surah at Tin Ayat 4

Telusuri Surah at Tin Ayat 4 dari bacaan Arab & latin, terjemahan dalam bahasa Indonesia, dan tafsir dari Ibnu Katsir, As‑Sa’dī, dan mufasir besar lainnya. Makna “ahsan taqwīm” dan keistimewaan manusia menurut Al-Qur’an.


Terkadang, perasaan tidak percaya diri muncul karena kita lupa betapa istimewanya diri kita sebagai manusia.

Dalam QS. At‑Tin ayat 4, Allah SWT menegaskan sebuah kebenaran luar biasa: manusia diciptakan dalam bentuk yang paling mulia dan seimbang.

Ayat ke-4 dari Surah At-Tin bukan sekadar pujian terhadap fisik, tetapi mencakup potensi akal, hati, dan spiritualitas yang Allah anugerahkan kepada kita. Dalam artikel ini, kita akan menelaah bacaan Arab dan latin ayat tersebut, terjemahannya, dan memahami makna mendalam melalui tafsir populer seperti Ibnu Katsir dan mufasir lainnya.

Bacaan Surah At‑Tin Ayat 4 (Arab, Latin, dan Terjemahan)

Surah at Tin Ayat 4

Surah at tin ayat 4 Arab

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ ۝٤

Latin: Laqad khalaqnal‑insāna fī aḥsani taqwīm
Terjemahan (Indonesia): “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik‑baiknya.”

Tafsir Surah at Tin Ayat 4

Berikut beberapa rangkuman tafsir-tafsir terkait ayat 4 surat At-Tin:

Tafsir Ibnu Katsir Surah at Tin Ayat 4

Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini merupakan bagian dari sumpah Allah SWT (setelah menyebut buah tin, zaitun, gunung Sinai, dan kota Makkah) bahwa Dia menciptakan manusia dalam bentuk yang sangat sempurna — “tegak jalannya dan anggota tubuh yang baik.”

Namun, setelah penciptaan yang “ahsan taqwīm”, sebagian manusia bisa kembali ke keadaan paling rendah (neraka) jika tidak beriman dan beramal saleh.

Menurut Ibnu Katsir, makna “taqwīm” di sini bukan sekadar fisik saja, tetapi menyiratkan kesempurnaan struktur tubuh, potensi akal, dan fungsi manusia sebagai khalifah di bumi.

Tafsir As‑Sa’dī Surah at Tin Ayat 4

As‑Sa’dī menafsirkan bahwa manusia diciptakan dengan keselarasan anatomi: seluruh anggota tubuhnya “saling sesuai”, bentuk tubuh tegak, dan tidak kekurangan apa pun dari segi lahir dan batin.

Dalam pandangannya, ini menunjukkan bahwa Allah benar-benar memberikan potensi fisik dan ruhani terbaik kepada manusia sebagai makhluk mulia.

Tafsir Ma’arif (Ma’arif al‑Qur’an) Surah at Tin Ayat 4

Menurut Ma’arif al-Qur’an, kata “taqwīm” bermakna “aturan yang pas, tegak, sesuai proporsi” — menunjukkan bahwa manusia diciptakan dengan struktur dan kemampuan yang istimewa, berbeda dari makhluk lain.

Mereka menekankan bahwa penciptaan manusia dalam bentuk yang “ahsan” mencakup kualitas fisik dan potensi berpikir, berbahasa, dan berbuat kebaikan.

Tafsir NU / Tafsir Al-Manhaj Surah at Tin Ayat 4

Tafsir Al-Manhaj menyebutkan bahwa sumpah Allah (di ayat‑ayat sebelumnya) dijawab pada ayat ini: Allah menciptakan manusia dalam bentuk paling baik, secara fisik dan moral.

Namun, ini diiringi peringatan di ayat berikutnya bahwa tanpa iman dan amal, manusia bisa “dijatuhkan” ke tempat paling rendah.

Tafsir Tadabbur Surah at Tin Ayat 4

Dalam tadabbur (renungan) yang dikutip oleh Portal Islam, ayat ini juga menunjukkan keseimbangan antara anugerah fisik dan intelektual: manusia memiliki tubuh tegap, pancaindra, akal, dan kesadaran spiritual yang memungkinkan hubungan dengan Allah.

Kenyataan bahwa manusia bisa kembali ke kondisi rendah (jika lalai) menjadi peringatan untuk menjaga potensi mulia tersebut.


QS. At‑Tin ayat 4 adalah pengingat indah bahwa manusia bukanlah ciptaan sembarangan — kita diciptakan dalam bentuk yang paling mulia dan seimbang, sebagai bukti kasih sayang dan kebijaksanaan Allah.

Melalui tafsir Ibnu Katsir, As-Sa’dī, dan mufasir lainnya, kita diajarkan untuk mensyukuri potensi fisik, akal, dan ruhani kita. Tetapi, ayat ini juga mengandung peringatan: kegagalan menjaga keistimewaan ini bisa membuat kita berada di posisi rendah.

Semoga pemahaman mendalam tentang Surah at Tin Ayat 4 ini mendorong kita untuk selalu beriman, beramal saleh, dan menghargai keindahan ciptaan Allah dalam diri kita.

Tinggalkan komentar