Surah An-Naba’ (النبأ) adalah surah ke-78 dalam Al-Qur’an yang terdiri dari 40 ayat dan termasuk golongan surah Makiyah. Kata An-Naba’ sendiri berarti “berita besar” yang mengacu pada hari kebangkitan, sebuah tema utama yang dibahas dalam surah ini.
Ketika surah ini diturunkan, banyak orang Mekah yang meragukan hari kiamat dan kehidupan setelah mati. Surah ini hadir sebagai jawaban terhadap keraguan tersebut, menggambarkan tanda-tanda kebesaran Allah dan mengingatkan umat manusia akan kepastian hari pembalasan.
Data Ringkas Surah An-Naba’
Surah An-Naba’ terletak di awal Juz 30, yang juga dikenal dengan sebutan Juz ‘Amma. Nama “Juz Amma” diambil dari kata pertama dalam surah ini, yaitu “عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ” (‘Amma yatasâ’alûn), yang berarti “Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?”.
Juz 30 ini berisi surah-surah pendek yang sering dibaca dalam shalat, dan banyak di antaranya berfokus pada peringatan tentang hari kiamat, keimanan, dan kebesaran Allah.
Nama Surah | Nomor | Nama Arab | Arti Nama | Jumlah Ayat | Tempat Turun | Urutan Wahyu |
---|---|---|---|---|---|---|
An-Naba’ | 78 | النبأ | Berita Besar | 40 | Mekkah | 98 |
Bacaan Surah An-Naba 1-40
Berikut adalah bacaan Surah An-Naba’ (ayat 1-40) beserta tulisan Arab, Latin, dan terjemahannya:
1. عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ
‘Amma yatasâ’alûn
Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?
2. عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ
‘Anin-naba’il-‘adhîm
Tentang berita besar yang mereka perselisihkan.
3. الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ
Alladzî hum fîhi mukhtalifûn
Yang mereka perselisihkan itu.
4. كَلَّا سَيَعْلَمُونَ
Kallâ saya‘lamûn
Sekali-kali tidak! Nanti mereka akan mengetahui.
5. ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ
Thumma kallâ saya‘lamûn
Sekali-kali tidak! Nanti mereka akan mengetahui.
6. أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا
Alam naj‘alil-ardla mihâdâ
Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan?
7. وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا
Wal-jibâla autâdâ
Dan gunung-gunung sebagai pasak?
8. وَخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا
Wa khalaqnâkum azwâjâ
Dan Kami ciptakan kamu berpasang-pasangan?
9. وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا
Wa ja‘alnâ naumakum subâtâ
Dan Kami jadikan tidurmu sebagai istirahat?
10. وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا
Wa ja‘alnal-laila libâsâ
Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian?
11. وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا
Wa ja‘alnan-nahâra ma‘âsyâ
Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan?
12. وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا
Wa banainâ fauqakum sab‘an syidâdâ
Dan Kami bangun di atasmu tujuh lapis yang kokoh?
13. وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا
Wa ja‘alnâ sirâjaw wahhâjâ
Dan Kami jadikan matahari sebagai pelita yang cemerlang?
14. وَأَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَاءً ثَجَّاجًا
Wa anzalnâ minal-mu‘shirâti mâ’an tsajjâjâ
Dan Kami turunkan dari awan yang penuh hujan air yang sangat deras?
15. لِنُخْرِجَ بِهِ حَبًّا وَنَبَاتًا
Linukhrija bihî ḫabbaw wa nabâtâ
Untuk Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan?
16. وَجَنَّاتٍ أَلْفَافًا
Wa jannâtin alfâfâ
Dan kebun-kebun yang tebal?
17. إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا
Inna yaumal-fashli kâna mîqâtâ
Sesungguhnya hari pemisahan itu adalah waktu yang telah ditentukan.
18. يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا
Yauma yunfakhu fish-shûri fa ta’tûna afwâjâ
Pada hari ditiup sangkakala, maka kamu datang berbondong-bondong.
19. وَفُتِحَتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ أَبْوَابًا
Wa futiḫatis-samâ’u fa kânat abwâbâ
Dan dibukakanlah langit, maka ia pun menjadi pintu-pintu.
20. وَسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًا
Wa suyyiratil-jibâlu fa kânat sarâbâ
Dan gunung-gunung dihancurkan, lalu menjadi fatamorgana.
21. إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا
Inna jahannama kânat mirshâdâ
Sesungguhnya Jahannam itu adalah tempat pengintai.
22. لِلطَّاغِينَ مَآبًا
Lith-thâghîna ma’âbâ
Bagi orang-orang yang durhaka sebagai tempat kembali.
23. لَابِثِينَ فِيهَا أَحْقَابًا
Lâbitsîna fîhâ aḫqâbâ
Mereka kekal di dalamnya berabad-abad lamanya.
24. لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا
Lâ yadzûqûna fîhâ bardaw wa lâ syarâbâ
Mereka tidak merasakan di dalamnya kesejukan dan tidak pula minuman.
25. إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا
Illâ ḫamîmaw wa ghassâqâ
Kecuali air yang sangat panas dan nanah yang menjijikkan.
26. جَزَاءً وِفَاقًا
Jazâ’aw wifâqâ
Sebagai pembalasan yang setimpal.
27. إِنَّهُمْ كَانُوا لَا يَرْجُونَ حِسَابًا
Innahum kânû lâ yarjûna ḫisâbâ
Sesungguhnya mereka itu tidak mengharapkan perhitungan.
28. وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا كِذَّابًا
Wa kadzdzabû bi’âyâtinâ kidzdzâbâ
Dan mereka telah mendustakan ayat-ayat Kami dengan seburuk-buruknya.
29. وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ كِتَابًا
Wa kulla syai’in aḫshainâhu kitâbâ
Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam sebuah kitab.
30. فَذُوقُوا فَلَنْ نَزِيدَكُمْ إِلَّا عَذَابًا
Fa dzûqû fa lan nazîdakum illâ ‘adzâbâ
Maka rasakanlah, sesungguhnya Kami tidak akan menambah kepada kalian kecuali azab.
31. إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا
Inna lil-muttaqîna mafâzâ
Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa ada kemenangan.
32. حَدَائِقَ وَأَعْنَابًا
Ḫadâ’iqa wa a‘nâbâ
(Yaitu) kebun-kebun dan anggur.
33. وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا
Wa kawâ‘iba atrâbâ
Dan gadis-gadis remaja yang sebaya.
34. وَكَأْسًا دِهَاقًا
Wa ka’san dihâqâ
Dan gelas-gelas yang penuh (minuman).
35. لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا كِذَّابًا
Lâ yasma‘ûna fîhâ laghwaw wa lâ kidzdzâbâ
Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan dusta.
36. جَزَاءً مِنْ رَبِّكَ عَطَاءً حِسَابًا
Jazâ’am mir rabbika ‘athâ’an ḫisâbâ
Sebagai balasan dari Tuhanmu yang memberi anugerah, sebagai balasan yang sempurna.
37. رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمَٰنِ لَا يَمْلِكُونَ مِنْهُ خِطَابًا
Rabbis-samâwâti wal-ardli wa mâ bainahumar-raḫmâni lâ yamlikûna min-hu khithâbâ
Tuhan yang menguasai langit dan bumi, serta segala yang ada di antara keduanya, Yang Maha Pengasih, mereka tidak memiliki izin untuk berbicara dengan-Nya.
38. يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلَائِكَةُ صَفًّا لَا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَٰنُ وَقَالَ صَوَابًا
Yauma yaqûmur-rûḫu wal-malâ’ikatu shaffan lâ yatakallamûna illâ man adzina lahur-raḫmânu wa qâla shawâbâ
Pada hari di mana ruh dan malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berbicara kecuali orang yang diizinkan oleh Yang Maha Pengasih dan berkata yang benar.
39. ذَٰلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّ فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِ مَآبًا
Dzâlikal-yaumul-ḫaqq, fa man syâ’attakhadza ilâ rabbihî ma’âbâ
Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barang siapa yang ingin, hendaklah dia mengambil jalan kembali kepada Tuhannya.
40. إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا
Inna andzarnâkum ‘adzâbang qarîbay yauma yandhurul-mar’u mâ qaddamat yadâhu wa yaqûlul-kâfiru yâ laitanî kuntu turâbâ
Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kamu akan azab yang dekat. Pada hari ketika seseorang melihat apa yang telah dikerjakannya, dan orang kafir berkata, “Aduhai, alangkah baiknya jika aku menjadi tanah!”
Jika ingin fokus hanya ke tulisan latin, Kamu bisa baca Surat an-Naba 1-40 Latin Saja tanpa arab dan artinya.
Hubungan Surah An-Naba’ dengan Surah Lain
Surah An-Naba’ berada pada urutan ke-78 dalam Al-Qur’an, dan memiliki kaitan erat dengan surah sebelumnya, Surah An-Naziat (surah ke-79). Kedua surah ini sama-sama membahas tentang kehidupan setelah mati, kebangkitan, serta nasib orang-orang yang beriman dan ingkar pada hari kiamat.
- Surah An-Naba’ menjelaskan tentang berbagai bukti kekuasaan Allah di alam semesta, seperti penciptaan bumi, gunung, hujan, dan kebun, yang menjadi tanda-tanda bagi manusia tentang kebangkitan dan kehidupan setelah mati.
- Surah An-Naziat, yang diturunkan setelah An-Naba’, melanjutkan tema ini dengan lebih menekankan pada gambaran mengerikan tentang hari kiamat dan apa yang akan terjadi pada orang-orang yang terhitung kafir dan durhaka.
Kedua surah ini menggugah pemikiran umat untuk lebih mempercayai adanya kehidupan setelah mati dan pentingnya beramal saleh agar selamat di hari kiamat.
Urutan Surat Juz 30 dari An Nas
Kandungan Surah An-Naba per Kelompok Ayat
Surah An-Naba’ terdiri dari 40 ayat yang dapat dibagi menjadi beberapa kelompok tematik. Setiap kelompok ayat berfokus pada bagian penting dari konsep kebangkitan, pembalasan, dan peringatan bagi umat manusia. Berikut adalah elaborasi isi per kelompok ayatnya:
1. Pengantar tentang Hari Kebangkitan (Ayat 1-5)
Pada bagian awal surah, Allah menyebutkan tentang “berita besar” yang menjadi pokok perbincangan di kalangan orang-orang kafir Mekah. Mereka saling bertanya tentang “hari kebangkitan”, yaitu hari ketika manusia akan dibangkitkan dari kubur untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatannya.
- Ayat 1-2: Menyatakan bahwa mereka mempertanyakan hari kebangkitan dan kedatangan berita besar itu.
- Ayat 3-4: Mengungkapkan bahwa sebagian orang kafir mengingkari, sebagian lagi ragu akan kenyataan kebangkitan.
- Ayat 5: Menegaskan bahwa setelah hari itu datang, mereka akan mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.
2. Bukti Kebesaran Allah di Alam Semesta (Ayat 6-16)
Dalam kelompok ayat ini, Allah memperlihatkan kepada manusia berbagai tanda-tanda kebesaran-Nya yang bisa dijadikan bukti adanya kehidupan setelah mati. Tanda-tanda ini menunjukkan bahwa penciptaan alam semesta yang sempurna adalah bukti dari kemampuan Allah untuk membangkitkan manusia.
- Ayat 6-7: Bumi sebagai tempat tinggal manusia yang diciptakan dengan sempurna, serta gunung-gunung yang berfungsi sebagai penstabil bumi agar tidak bergoncang.
- Ayat 8-9: Penciptaan manusia yang berpasang-pasangan sebagai bagian dari kelangsungan hidup dan peran manusia dalam memakmurkan bumi.
- Ayat 10-11: Tidur sebagai contoh kematian sementara yang mengisyaratkan kebangkitan, dan malam serta siang yang memudahkan kehidupan manusia.
- Ayat 12-16: Tujuh lapisan langit yang kokoh dan tanpa tiang serta penciptaan matahari dan hujan yang memiliki peran vital bagi kehidupan manusia, termasuk tumbuhnya tanaman dan kebun-kebun yang memberikan manfaat.
3. Hari Pembalasan yang Pasti Terjadi (Ayat 17-30)
Pada bagian ini, Allah memperingatkan umat manusia tentang hari kiamat yang pasti terjadi. Hari itu adalah hari keputusan yang tak dapat dihindari. Dalam ayat-ayat ini, Allah mengingatkan tentang nasib orang kafir dan orang beriman di akhirat.
- Ayat 17-18: Allah menegaskan bahwa hari keputusan akan datang, ketika sangkakala ditiup dan semua manusia akan dibangkitkan untuk berkumpul di padang mahsyar.
- Ayat 19-20: Langit akan terbuka dan gunung-gunung yang kokoh akan dihancurkan, menggambarkan betapa dahsyatnya hari kiamat.
- Ayat 21-24: Neraka Jahanam disediakan sebagai tempat bagi orang-orang kafir yang menentang ajaran Allah dan rasul-Nya, yang akan merasakan azab yang pedih dan tanpa henti.
- Ayat 25-30: Mereka yang kafir ini akan terus menderita dalam neraka, tanpa ada sedikit pun kelonggaran atau peredaan dari siksaan.
4. Kenikmatan bagi Orang yang Bertakwa (Ayat 31-40)
Bagian terakhir surah ini menjelaskan tentang balasan surga bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa. Mereka akan mendapatkan kenikmatan yang jauh lebih besar dibandingkan penderitaan orang-orang kafir.
- Ayat 31-32: Allah memberikan gambaran tentang kebun-kebun yang indah dan buah-buahan yang lezat, termasuk anggur yang lebih nikmat dari yang ada di dunia.
- Ayat 33-34: Kenikmatan seksual yang menyenangkan berupa bidadari surga yang sangat cantik.
- Ayat 35: Mereka juga akan menikmati minuman yang segar dan menyenangkan, seperti susu, anggur, dan khamar yang tidak memabukkan, yang merupakan kenikmatan surga.
- Ayat 36-37: Di surga, mereka tidak akan mendengar perkataan sia-sia, hanya kedamaian dan kebahagiaan yang abadi. Semua kenikmatan ini adalah balasan dari Allah, Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Kaya.
- Ayat 38-40: Pada hari kiamat, seluruh malaikat dan makhluk akan berada dalam keadaan tunduk, dan mereka yang sudah berbuat baik akan mendapatkan keridaan Allah. Sebaliknya, orang-orang yang mendustakan ajaran Allah akan menyesal karena tidak menyadari besarnya perhitungan amal di akhirat.
Surah An-Naba’ memberikan gambaran yang sangat kuat mengenai hari kiamat, memberikan bukti kekuasaan Allah di alam semesta, serta menyatakan bahwa kehidupan setelah mati adalah keniscayaan yang pasti terjadi.
- Peringatan bagi orang-orang kafir: Mereka yang mendustakan hari kebangkitan akan menghadapi azab yang sangat pedih di neraka.
- Janji bagi orang-orang beriman: Sebaliknya, orang-orang yang bertakwa akan menerima ganjaran yang sangat indah di surga, yang meliputi berbagai kenikmatan yang tiada bandingannya.
Dalam konteks yang lebih luas, surah ini mengingatkan kita untuk selalu sadar akan kehidupan setelah mati dan berusaha sebaik-baiknya untuk beriman dan beramal saleh, agar dapat meraih kebahagiaan di akhirat.