Surah Al-Balad (Qs. 90) Arab, Latin & Terjemahan

“Aku bersumpah dengan negeri ini…” Begitulah pembukaan Surah Al-Balad, yang langsung menarik perhatian pembaca dengan sumpah Allah atas kota Mekah, kota suci umat Islam.

Ayat ini memberikan kesan mendalam tentang keagungan Mekah sebagai tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW dan pusat spiritualitas umat Islam. Surat Balad ini membawa pesan besar tentang kehidupan manusia, tantangan yang dihadapi, dan pilihan-pilihan yang menentukan nasib akhir mereka.


Surat Al-Balad merupakan surah ke-90 dalam Al-Qur’an dan termasuk dalam kelompok surah makkiyah, yaitu surah yang diturunkan sebelum hijrah Rasulullah SAW ke Madinah. Surah ini terdiri dari 20 ayat dan berada dalam Juz 30. Nama “Al-Balad” diambil dari kata yang terdapat pada ayat pertama, yang berarti “negeri.”

Surah ini membahas keutamaan Mekah, tempat Nabi Muhammad SAW lahir dan menerima wahyu pertama. Selain itu, Surat Al-Balad juga menggambarkan perjalanan hidup manusia yang penuh ujian dan tantangan, serta dorongan untuk menjalani kehidupan dengan kebaikan dan kesabaran meskipun jalan tersebut sulit ditempuh.

Data Ringkas Surat Al-Balad

Nomor Surah Nama Surah Tulisan Arab Arti Nama Jumlah Ayat Tempat Turun Urutan Wahyu
90 Al-Balad البلد Negeri 20 Mekkah 35

Bacaan Surah Al-Balad Ayat 1-20

Berikut adalah bacaan Surat Al-Balad dalam teks Arab, transliterasi Latin, dan artinya dalam Bahasa Indonesia:

(1) لَا أُقْسِمُ بِهَٰذَا ٱلْبَلَدِ

Lā uqsimu bihāżal-balad
Aku bersumpah dengan negeri ini (Mekah),

(2) وَأَنتَ حِلٌّۭ بِهَٰذَا ٱلْبَلَدِ

Wa anta ḥillum bihāżal-balad
Dan kamu (Muhammad), bertempat di negeri ini,

(3) وَوَالِدٍۢ وَمَا وَلَدَ

Wa wālidin wa mā walad
Dan demi (pertalian) bapak (Adam) dan anak keturunannya.

(4) لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِى كَبَدٍ

Laqad khalaqnālinsāna fī kabad
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.

(5) أَيَحْسَبُ أَن لَّن يَقْدِرَ عَلَيْهِ أَحَدٌۭ

A yaḥsabu al-lay yaqdiru ‘alayhi aḥad
Apakah dia mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang berkuasa atasnya?

(6) يَقُولُ أَهْلَكْتُ مَالًۭا لُّبَدًا

Yaqūlu ahlaktu mālal lubadā
Dia berkata, “Aku telah menghabiskan harta yang banyak.”

(7) أَيَحْسَبُ أَن لَّمْ يَرَهُۥٓ أَحَدٌ

A yaḥsabu al-lam yarāhu aḥad
Apakah dia mengira bahwa tidak ada yang melihatnya?

(8) أَلَمْ نَجْعَل لَّهُۥ عَيْنَيْنِ

Alam naj‘al lahu ‘ainayn
Bukankah Kami telah menjadikan untuknya sepasang mata,

(9) وَلِسَانًۭا وَشَفَتَيْنِ

Wa lisānan wa syafatayn
Lidah, dan sepasang bibir,

(10) وَهَدَيْنَٰهُ ٱلنَّجْدَيْنِ

Wa hadaināhun-najdayn
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan)?

(11) فَلَا ٱقْتَحَمَ ٱلْعَقَبَةَ

Falāq taḥamal-‘aqabah
Tetapi dia tidak menempuh jalan yang mendaki lagi sukar.

(12) وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلْعَقَبَةُ

Wa mā adrāka mal-‘aqabah
Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?

(13) فَكُّ رَقَبَةٍ

Fakkur-raqabah
(Yaitu) melepaskan perbudakan (budak),

(14) أَوْ إِطْعَٰمٌۭ فِى يَوْمٍۭ ذِى مَسْغَبَةٍ

Awi iṭ‘āmun fī yaumin żī masghabah
Atau memberi makan pada hari kelaparan,

(15) يَتِيمًۭا ذَا مَقْرَبَةٍ

Yatīman żā maqrabah
(Kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,

(16) أَوْ مِسْكِينًۭا ذَا مَتْرَبَةٍ

Awi miskīnan żā matrabah
Atau orang miskin yang sangat fakir.

(17) ثُمَّ كَانَ مِنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْمَرْحَمَةِ

Ṡumma kāna minal-lażīna āmanū wa tawāṣaw biṣ-ṣabri wa tawāṣaw bil-marḥamah
Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.

(18) أُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلْمَيْمَنَةِ

Ulāika aṣḥābul-maimanah
Mereka (orang-orang beriman itu) adalah golongan kanan.

(19) وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا هُمْ أَصْحَٰبُ ٱلْمَشْـَٔمَةِ

Wallażīna kafarū biāyātinā hum aṣḥābul-masy’amah
Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka adalah golongan kiri.

(20) عَلَيْهِمْ نَارٌۭ مُّؤْصَدَةٌۭ

‘Alaihim nārum mu’ṣadah
Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat.

Hubungan Surat Al-Balad dengan Surat Lainnya

  1. Letak dalam Mushaf:
    Surat Al-Balad berada di Juz 30, satu kelompok dengan banyak surah pendek lainnya yang berisi pesan-pesan akhlak, spiritual, dan penggambaran kehidupan akhirat.
  2. Hubungan dengan Surat Sebelumnya (Al-Fajr):
    • Surat Al-Fajr berbicara tentang kehancuran kaum yang melampaui batas, sedangkan Al-Balad fokus pada tantangan manusia dalam menjalani kehidupan dan pilihan mereka antara kebaikan dan keburukan.
    • Kedua surah ini sama-sama memberikan pelajaran tentang pentingnya beriman dan bersikap dermawan.
  3. Hubungan dengan Surat Setelahnya (Asy-Syams):
    • Surat Asy-Syams melanjutkan tema pilihan manusia dengan perumpamaan tentang jiwa yang baik dan buruk. Surat Al-Balad memberi gambaran konkret tentang tindakan kebaikan, seperti membebaskan budak dan memberi makan orang miskin, yang mendukung keberhasilan jiwa dalam memilih jalan yang benar.

Makna dan Pesan Utama Surat Al-Balad

  1. Keutamaan Kota Mekah
    Allah memulai surah ini dengan sumpah atas Mekah, menegaskan keistimewaan kota tersebut sebagai tempat kelahiran Rasulullah SAW dan pusat agama Islam. Mekah menjadi simbol kesucian dan perjuangan spiritual bagi umat manusia.
  2. Kehidupan adalah Ujian
    Allah mengingatkan bahwa manusia diciptakan untuk menghadapi ujian dan tantangan. Hidup adalah perjalanan penuh kerja keras, baik secara fisik maupun spiritual. Ujian ini bertujuan untuk menguji siapa di antara manusia yang paling baik amalannya.
  3. Amal Kebaikan Memerlukan Perjuangan
    Allah mengibaratkan jalan kebaikan sebagai “jalan yang mendaki dan sukar.” Ini meliputi perbuatan seperti:

    • Membebaskan budak.
    • Memberi makan anak yatim dan orang miskin.
    • Menunjukkan kasih sayang dan kesabaran dalam menghadapi tantangan hidup.
  4. Golongan Kanan dan Kiri
    Surat ini menutup dengan gambaran akhir kehidupan manusia:

    • Golongan kanan: Mereka yang memilih jalan kebaikan akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat.
    • Golongan kiri: Mereka yang memilih jalan keburukan akan menemui azab yang pedih di neraka.

Refleksi dan Hikmah Surah Al-Balad

  • Menghargai Kemuliaan Mekah
    Surat Al-Balad mengingatkan kita untuk menghormati Mekah sebagai pusat spiritual umat Islam. Mekah bukan hanya kota, tetapi juga simbol perjuangan Rasulullah SAW dan awal mula dakwah Islam.
  • Berani Menempuh Jalan Kebaikan
    Kebaikan sering kali memerlukan pengorbanan, seperti berbagi harta, waktu, atau tenaga untuk membantu orang lain. Meski berat, Allah menjanjikan pahala besar bagi siapa saja yang menempuh jalan ini.
  • Menghadapi Ujian dengan Kesabaran
    Hidup adalah serangkaian ujian. Dengan iman, ketabahan, dan usaha, kita dapat melewati setiap rintangan dan mendekatkan diri kepada Allah.

Surat Al-Balad mengajarkan bahwa hidup adalah perjalanan penuh tantangan, tetapi Allah telah memberikan petunjuk dan kemampuan kepada manusia untuk menghadapi semua itu. Kunci keberhasilan adalah memilih jalan kebaikan, meskipun jalannya sukar, serta memiliki iman yang kokoh, kesabaran, dan kepedulian terhadap sesama.

Sebagaimana Surat Al-Balad mengajak kita untuk merenungi keutamaan Mekah dan perjuangan manusia, mari kita jadikan pelajaran ini sebagai pendorong untuk lebih giat beramal dan berbuat kebaikan. Semoga kita semua termasuk golongan kanan yang mendapatkan kebahagiaan abadi di akhirat.

Tinggalkan komentar